Sunday, January 2, 2011

Hiroshima dan Nagasaki

Bom Atom Hiroshima Nagasaki Kendati 60 tahun telah berlalu sejak bom atom AS dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, pendapat umum rakyat kedua negara itu (soal penjatuhan bom) masih sangat berbeda, rakyat AS meyakini penjatuhan bom itu untuk mengakhiri perang Pasifik sementara rakyat Jepang berpendapat penjatuhan bom itu sangat tidak diperlukan. "Alamiah saja bagi banyak warga Amerika untuk membenarkan pemboman atom itu. Sudah sejak lama mereka memikirkan hal itu," kata Akihiro Takahashi (74), mantan kepala Museum Bom Atom Hiroshima, ketika berbicara di Washington bulan Juni 1980 dengan Brigjen Paul W. Tibbets, pilot pembom B-29 Enola Gay yang menjatuhkan bom-A di Hiroshima pada 6 Agustus 1945. "Saya menyaksikan B-29 anda dari satu kebun sekolah," kata Takahashi kepada mantan pilot itu. Takahashi, yang waktu itu kelas dua SLTP, mengalami luka bakar sangat parah di bagian punggung dan kedua kakinya. Namun Tibbets mengatakan dia akan melakukan hal yang sama jika diperintahkan kembali. 


Sambil melipat kedua tangannya di dada, Tibbets mengatakan karena itu, perang seharusnya tidak boleh terjadi. "Tak ada permohonan maaf, tapi dia kelihatan menderita," kata Takahashi, yang secara rutin datang ke rumah sakit untuk menjalani perawatan hepatitis kronis dan sejumlah penyakit lainnya. "Saya ingin pergi ke Amerika Serikat dan berbicara kepada orang-orang yang meyakini bahwa bom atom masih diperlukan. Namun saya tidak punya waktu". Dalam satu survei pendapat umum, yang sama-sama dilaksanakan oleh Kyodo dan AP, 75 persen orang Jepang menyatakan (penjatuhan) bom atom itu tidak perlu dilakukan, sementara 68 persen rakyat AS mengatakan aksi itu perlu dilakukan untuk mengakhiri perang secepat mungkin. Namun survei yang dilaksanakan awal bulan ini guna menandai 60 tahun berakhirnya perang Pasifik, mendapati satu kontradiksi yakni 48 persen rakyat Amerika mengatakan mereka mendukung pemanfaatan bom atom, sementara 47 persen dari mereka menentangnya. William Breer, kepala divisi Jepang pada Pusat Pengkajian Stategis dan Internasional AS, mengatakan tak ada cara lain bagi AS selain menjatuhkan bom itu untuk meminimalisir jumlah korban tentara AS dan mengakhiri perang. Di tengah keputusasaan warga Amerika terhadap perang Irak yang terus berlanjut, kemenangan AS pada Perang Dunia II telah dievaluasi sedemikian ketat oleh setiap generasi dan mengupayakan untuk menyatukan mereka, guna membuat pembenaran pemanfaatan penjatuhan bom itu tidak dapat digoyahkan kembali. 

Daryl Kimball dari Perhimpunan Pengendalian Senjata AS menyatakan warga Amerika secara aklamasi mendukung perlucutan dan pemusnahan nuklir tapi ketika mendengar bahwa pemboman atom diperlukan untuk mencegah jatuhnya korban tewas lebih banyak di antara tentara AS, mereka dengan mudah akan mendukungnya. "Di Jepang, juga terdapat kecenderungan untuk menerima serangan bom atom itu sebagai bencana alam dan tidak berpendapat bahwa kejadian itu merupakan konsekuensi dari kekejaman mereka di Asia," kata Takashi Kawamoto, seorang profesor pada program pasca sarjana Yniversitas Tokyo. Untuk berbagi penentangan terhadap kenangan perang, Kawamoto mengusulkan "perawatan kenangan". "Daripada mengingat-ingat hulu ledak nuklir, cerita individu tentang korban bom atom, nama-nama dan wajah siapa saja yang dapat disaksikan seharusnya diceritakan terus menerus. Penting untuk melakukan upaya-upaya yang mantap untuk menemukan bagian-bagian yang dapat disepakati bersama dalam cara pandang yang berbeda dan mengumpulkannya". 

Survei kali ini juga mendapati bahwa 82 persen orang Jepang dan 69 orang Amerika tidak berpikir serangan pendahuluan dengan menggunakan senjata nuklir dapat dibenarkan di masa mendatang. "Terdapat perbedaan besar berkenaan dengan kesadaran antara pemerintahan Bush yang mungkin menggunakan senjata nuklir sebagai serangan awal dan penduduk AS," kata Motofumi Asai, presiden Institut Perdamaian Hiroshima. "Amat sulit mengubah pengakuan di masa lalu, tapi masih mungkin mengubah pendapat pemerintah AS dengan memunculkan pendapat publik bahwa senjata nuklir tidak perlu lagi digunakan di waktu mendatang," katanya

Foto Tawanan Perang pasca Perang Dunia II

Para tawanan perang Rusia yang ditawanoleh Pionier-Brucker-Bataillon 699
Para prajurit Rusia sedang digiring menuju ke kamp tawanan perang Jerman (1941)
Tawanan perang Inggris di Arnhem, September 1944
Seorang anggota pasukan Komando Inggris yang ikut serta dalam "Operation Chariot" sedang bersiap-siap untuk mendapat perawatan atas luka-luka yang dideritanya. Diketahui nama prajurit tersebut adalah Private Tom McCormack yang meninggal dunia di rumah sakit tawanan perang  tanggal 11 april 1942

Foto Perang Dunia II

Duta besar Jepang untuk Jerman, Hiroshi Oshima, menginspeksi sebuah kendaraan perang yang direbut dari tangan Rusia
Dibawah bendera Matahari Terbit dan Swastika (yang dipasang terbalik) para pelaut Jerman dan Jepang dalam resepsi penyambutan awak U-511 di Penang tahun 1953
Lukisan Karya Adam Hook yang menggambarkan pasukan terjuun payung dari Angkatan Laut Jepang, dalam pertempuran di Manado tanggal 11 Januari 1942
Prajurit penerjun payung Jepang dari pasukan Pendarat Angakatan Laut Yokosuka ke-2 sedang berkumpul di kapal transport mereka sebelum mendarat di Kalimantan, Desember 1941
Seorang komandan tank Jepang mengarahkan tank medium tipe 89 melalui sebuah rel kereta di Cina tahun 1938

Perjanjian-Perjanjian dan Kebijakan Pasca PD II

a.Perjanjian Sekutu–Jerman (Perjanjian Postdam)
Jerman merupakan salah satu negara “Pact Poros” yang hancur dalam PD II dan telah menyerah kepada sekutu pada tanggal 7 Mei 1945. AS,Uni Soviet, dan Inggris membicarakan tentang pembagian Jerman, denazifikasi, dan demiliterisasi Jerman. Perjanjian Sekutu–Jerman ditentukan oleh Harry S.Truman (Presiden Amerika Serikat), Josep Stalin (Presiden Uni Soviet), dan Clement Richard Attlee (Perdana Menteri Inggris) dalam Konferensi Postdam (2 Agustus 1945). Konferensi Postdam berisi, antara lain sebagai berikut.
  1. Jerman yang dikuasai oleh empat negara Sekutu dibagi dua, yaitu Jerman Timur dan Jerman Barat. Jerman Timur, 1 zona dikuasai oleh Uni Soviet, sedangkan Jerman Barat, 3 zona dikuasai oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.
  2. Kota Berlin yang terletak di tengah daerah pendudukan Uni Soviet juga dibagi dua. Berlin Timur diduduki oleh Uni Soviet dan Berlin Barat dikuasai oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.
  3. Wilayah Danziq dan daerah Jerman di sebelah timur Sungai Oder dan Niesse diberikan kepada Polandia.
  4. Demiliterisasi bagi Jerman.
  5. Penjahat perang harus dihukum.
  6. Jerman harus membayar kerugian perang.
b.Perjanjian Sekutu–Jepang (Perjanjian San Francisco)
Perjanjian Sekutu–Jepang dilakukan di San Fransisco pada tahun 1945. Perjanjian tersebut berisi, sebagai berikut.
  1. Kepulauan Jepang diperintah oleh tentara pendudukan Amerika Serikat (untuk sementara).
  2. Kepulauan Kuril dan Sakhalin Selatan diserahkan kepada Uni Soviet, sedangkan Manchuria dan Taiwan diserahkan kepada Cina. Kepulauan Jepang di Pasifik diserahkan kepada Amerika Serikat. Korea akan dimerdekakan dan untuk sementara waktu dibagi dua wilayah pendudukan dengan batas 38° lintang utara. Di bagian utara diduduki Uni Soviet, sedangkan di selatan dikuasai oleh Amerika Serikat.
  3. Penjahat perang harus dihukum.
  4. Jepang harus membayar ganti rugi perang.
c.Perjanjian Sekutu dengan Negara Lainnya
Selain mengadakan perjanjian dengan Jerman dan Jepang, sekutu juga mengadakan perjanjian dengan negara-negara lain yang kalah berperang dalam Perang Dunia II.
1. Perjanjian Sekutu–Italia dilaksanakan di Paris pada tahun 1945 dengan beberapa keputusan, antara lain sebagai berikut.
  • Wilayah Italia diperkecil.
  • Triastie menjadi negara merdeka di bawah perwalian PBB.
  • Abbesynia dan Albania memperoleh kemerdekaannya kembali.
  • Semua jajahan Italia dan Afrika Utara dikuasai Inggris.
  • Italia harus membayar ganti rugi akibat perang yang ditimbulkannya.
2. Perjanjian Sekutu–Austria dilaksanakan di Austria pada tahun 1945 dengan berbagai keputusan, antara lain sebagai berikut.
  • Kota Wina dibagi menjadi empat wilayah pendudukan dan dikuasai oleh Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Uni Soviet.
  • Persyaratan lain menyusul karena belum ada keputusan dan persetujuan dari keempat negara pemenang Perang Dunia II di Wina.
3. Perjanjian Sekutu dengan Hongaria, Rumania, Bulgaria, dan Finlandia ditentukan di Paris tahun 1945 dengan beberapa keputusan yang pada intinya sama, yaitu:
a)setiap negara wilayahnya diperkecil;
b)setiap negara harus mengganti biaya perang.




Doktrin Truman
Tahun 1947, pendukung komunis di Yunani dan Turki semakin kuat, sehingga sangat mengkhawatirkan Inggris dan Amerika. Dalam rapat antara pejabat Departemen Luar Negeri dengan para anggota Kongres, Wakil Menteri Luar Negeri, Dean Acheson, menyampaikan, bahwa apabila Yunani dan Turki jatuh ke tangan komunis, maka komunisme akan menjalar ke Iran dan bahkan sampai ke India. Di sinilah munculnya domino theory (teori domino). Truman menyatakan, bahwa apabila ada satu negara jatuh ke bawah pengaruh komunis, maka negara-negara tetangganya akan juga akan terancam jatuh ke tangan komunis, seperti layaknya dalam permainan kartu domino. Oleh karena itu, dia sangat gigih dalam memerangi komunis di seluruh dunia.Pada 12 Maret 1947, Presiden Harry S. Truman meminta persetujuan Kongres untuk memberikan dana kepada Yunani dan Turki sebesar 400 juta Dollar, guna menghancurkan komunis di kedua negara tersebut. Truman menyampaikan doktrinnya, yang kemudian dikenal sebagai The Truman Doctrin (Doktrin Truman), yang menjadi pedoman politik luar negeri AS untuk 40 tahun berikutnya. Inti doktrin ini adalah policy of containment ( containment = pembendungan) atau mengisolasi Uni Sovyet secara politik dan ideologi, dan AS akan menghadang komunisme di manapun di seluruh dunia.



Marshall Plan
Pada bulan Juni 1947, AS menyusun Marshall Plan yang dirancang oleh Menteri Luar Negeri AS, George Marshall, sebagai bagian dari kebijakan untuk membendung upaya Uni Sovyet dalam mempengaruhi negara-negara Eropa yang sedang dalam kesulitan finansial. Kongres AS menyetujui dana sebesar 12 milyar Dollar untuk program Mashall Plan, di mana dalam kenyataannya hanya dikucurkan kepada negara-negara Eropa Barat dan Yugoslavia, yang tidak ikut menjadi anggota Pakta Warsawa (kubu Uni Sovyet). Sedangkan negara-negara Eropa Timur lainnya yang berada di bawah kekuasaan Uni Sovyet tidak memperoleh, bahkan menolak dana dari Marshall Plan.

Senjata dan Proyek Rahasia Nazi

Senjata Rahasia Nazi


1. Windkanone Wind Canon



Wind Cannon juga dikembangkan oleh sebuah pabrik di Stuttgart selama perang. Ia adalah jenis senjata yang akan mengeluarkan sebuah jet dari kompresi udara terhadap pesawat terbang musuh. Meriam bekerja dari campuran hidrogen dan oksigen. Eksperimental persidangan dari meriam di Hillersleben menunjukkan bahwa tebal 25mm-kayu papan dapat rusak di jarak 200m. Nitrogen peroksida telah digunakan di beberapa percobaan sehingga warna coklat akan membuat warna jalan yang ditempuh udara dari Wind Canon agar dapat dipantau oleh foto. Meski demikian, meriam yang telah terinstal di atas jembatan Elbe, tetapi tanpa hasil nyata - baik karena tidak ada pesawat terbang atau tidak berhasil (mungkin sebagai salah satu penyebab).


2. LandKruezer P.1000 Ratte




The Landkreuzer P. 1000 Ratte (Ratte=tikus) adalah sebuah PDII desain untuk Nazi Jerman super berat tank dengan berat 1000 ton, atau 1.000.000 kg. Dengan perbandingan, sebuah tank Abrams berat 61,4 ton. Bruhathkayosaurus , yang mungkin merupakan binatang yang paling berat pernah hidup di bumi, memiliki berat antara 175 dan 220 ton, beberapa kali lebih kecil dari Landkreuzer P. 1000 Ratte. Landkreuzer P. 1000 Ratte dirancang oleh Albert Speer, yang memiliki pengalaman lebih sebagai arsitek daripada seorang insinyur.





3. Dora Gerat Dora Railway Gun






Dibangun untuk membinasakan Perancis Maginot Line fortifications, Dora Railway Gun terlambat untuk digunakan dalam kampanye melawan Perancis (di mana Maginot Line yang bypassed ). Dora Railway Gun akhirnya digunakan di Sebastopol dimana menembakan 48-7 ton peluru selama 13 hari, menghancurkan pertahanan Soviet dengan kesempurnaan.


4. Schallkanone Sound Canon



Pengujian menunjukkan bahwa gelombang tekanan yang dihasilkan dari Sound Canon dengan 2000 kg peledak, anjing pada jarak 40 m telah terbunuh. Sound Canon menghancurkan melalui Parabolic mirror.
Sekurang-kurangnya 50 m radius dari Sound Canon dapat menyebabkan orang tewas atau cedera.



5. Horten Ho 229 Flying Wing





Pada awal 1930an, Horten tertarik dengan desain sayap terbang sebagai metode meningkatkan kinerja gliders. Dalam 1943, Reichsmarschall goring mengeluarkan permintaan untuk merancang proposal untuk membuat pembom yang mampu membawa suatu 1.000 kg (2200 lb) memuat lebih dari 1.000 km (620 mil) di 1.000 km / h (620 mph); yang disebut 3 X 1000 proyek. Konvensional bombers Jerman mencapai markas Allied di Inggris. 


Proyek Rahasia Nazi
Proyek Haunebu di kerjakan oleh beberapa orang yang tergabung dalam SS E-IV (Entwicklungsstelle 4) dan dipimpin oleh Viktor Schauberger di tahun 1939 berusaha membuat electro-magnetic-gravitic engine yang diupgrade dari Hans Coler’s free energy machine ke dalam enery converter digabung Van De Graaf band generator dan Marconi vortex dynamo.
untuk menghasilkan medan putaran elektromagnetik yang mampu berpengaruh pada gravitasi dan mengecilkan massa, dan dimasukkan ke desain yang dibuat oleh Thule. 

The Haunebu I
Terbang pertama tahun 1939 dan telah melalui 52 test flight.




The Haunebu II
Jadi di tahun 1942,versi besarnya haunebu II yang berdiameter 26 m. Mampu membawa 9 orang crew dan mampu mencapai kecepatan supersonic mulai dari 6000 sampai 21000 km/jam dengan durasi terbang 55 jam.






The Haunebu II Do-Stra (Dornier STRAtospharen Flugzeug/Stratospheric Aircraft)
The Haunebu II Do-Stra memang benar-benar diciptakan untk berperang. Berdiameter 32m, dapat menangkut 20 krew, mampu mencapai kecepatan hypersonic setara 21000km/jam, punya pelindung panas, dan melakukan 106 test flight. Proyek ini diburu oleh 2 pabrikan besar di Jerman, yaitu Junkers dan Dornier,tetapi tender ini yang menang Dornier.






The Haunebu III
Diameternya 71 m,mampu membawa 32 crew dan mampu mencapai 7000 sampe 40000km/jam, dan mampu bertahan terbang selama 7 sampai 8 minggu. 
Thule dan Vril, Maret 1945 (2 organisasi rahasia menyangkut proyek ini) membawa kabur proyek ini sampai ke antartika.





The Haunebu IV
Diameternya 120 m. Sayangnya tidak ada lagi kabarnya tentang ini. Semenjak Haunebu III, pasukan SS sampai orang-orang yang membuat proyek ini dilarikan ke antartika.







Foto Pembantaian Nazi

Unit Pembantai Nazi, Einsatzgruppen Einsatzgruppen adalah satuan khusus Nazi yang dibentuk untuk melakukan pembersihan terhadap orang-orang yang tidak sepaham dengan doktrin politik Nazi. Dalam doktrin Nazi, orang-orang yang tidak sepaham dengan mereka disebut dengan Untermenschen, atau manusia rendahan, sehingga harus dihabisi.


Orang yang mendirikan Einsatzgruppen adalah pemimpin tertinggi SS (Schutzstaffel), Heinrich Himmler bersama dengan tangan kanannya yang menjabat sebagai Kepala SD (Sicherheitsdienst) atau Badan Intelijen Partai Nazi, Reynhard Heydrich. Orang-orang yang tergabung dalam unit Einsatzgruppen itu sendiri merupakan orang-orang pilihan yang diambil dari berbagai institusi Nazi, mulai dari tentara-tentara terbaik yang tergabung dalam Waffen-SS (Pasukan SS bersenjata), anggota-anggota Gestapo (Geheime Stadspolizei) atau Polisi Rahasia Negara, anggota SD and polisi-polisi kriminal atau yang dikenal dengan sebutan Kripo (Kriminalpolizei). 


Himmler membagi Einsatzgruppen menjadi empat unit yang masing-masing dipimpin oleh orang-orang dengan kemampuan akademik yang tinggi, seperti Adolf Eichmann, pemimpin kamp konsentrasi di Auschwitz yang berhasil melarikan diri ke Amerika Selatan setelah PD II berakhir dan kemudian diculik oleh Dinas rahasia Israel pada tahun 1950-an dan dibawa untuk diadili di negara Yahudi tersebut. 


Keempat unit in kemudian disebar ke seluruh Eropa untuk melakukan teror pembunuhan masal terhadap banyak orang, mulai dari orang Yahudi, Polandia, Cekoslowakia, dan yang terbesar adalah orang-orang Rusia. Unit-unit kecil mereka disempalkan dalam banyak kamp-kamp konsentrasi Jerman di Dachau, Buchenwald, Auschwitz dan banyak tempat lagi untuk menghabisi para tahan tersebut. 

Photobucket